Jumat, 28 Agustus 2009

SERIBU JALAN

Sebuah sms dari seorang sahabat mampir di ponselku tengah malam, seorang sahabat yg sedang terkena boomerang cupid, karena punya status “in relationship” dgn seseorang, Ya “The New One”, setelah dulu sempat patah hati, karna hubungannya dgn “the previously One” kandas karena “si lovely” yang paling disayang dan dibanggakan, pergi menghilang karna lebih memilih menikah dengan “the other one”. Isi smsnya seperti ini “Ganteng dan Cantik itu relatif dan gak kekal, jadi ngapain harus dipikirkan toh kalau udah tua pastilah memudar! Kalau kamu suka sama orang karena dia cantik atau dia ganteng itu bukan cinta tapi Nafsu. Kalau kamu suka sama orang karna dia Baik, itu bukan cinta tapi itu Simpatik. Kalau kamu suka sama orang karna dia pintar, itu bukan cinta tapi Kagum. Kalau kamu suka sama orang karna dia itu punya jabatan, Weitsss, ati2 kalau yang ini mungkin kamu termasuk cewek atau cowok Matre. Nah kalau kamu suka sama seseorang tapi gak tahu kenapa kamu suka, itulah namanya cinta sejati.dan itu mungkin sebenar-benarnya cinta!!." Ku jadi senyam - senyum sendiri. Jadi teringat masa lampau. Ooo Berarti dulu itu aku termasuk yang golongan itu, tapi bisa jadi tergolong yang itu. Hehe, Tapi Syukurlah,karna kayaknya, aku gak pernah kegolong yang “M”, yang mending “ke laut aje”. Mungkin sekedar sms iseng, tapi bagus juga untuk direnungkan. Ditengah menjamurnya berbagai acara jodoh, seperti “ketik Reg Spasi Yayang, kirim ke 9****”atau “Mak, Comblangin Aye Dong”.Terkait hal ini, masih hangat ingatan ini, pada pengalamanku pada minggu itu, menemani seorang teman untuk mendapatkan sebuah pencerahan dalam berusaha terkait hal itu, sebuah usaha, “Ya di mana bumi di pijak, disitu jodoh dicari”. Tapi kali ini dia lebih memilih mendengar petuah dan nasihat dari seorang yang bijak, seorang tokoh spiritual, Ustad M. Sangat berkesan, mengingat perjalanan ke rumah ustad yang penuh dengan berbagai pengalaman dan penuh perjuangan, dimulai kami harus menunggu datangnya bus selama kurang lebih 2 jam di tengah udara dingin yang menusuk tulang dan rasa lapar yang mulai memerihkan, karena tiada warung. Belum lagi kami harus melihat seorang pemuda yang dipukul, ditendang di ulu hati dan dan di mulutnya dan diinjak-injak tanpa ampun oleh seorang preman di sudut terminal yang sepi, dan kita hanya bisa tertegun, dengan bibir bergetar menahan geram. Miris!!!, Dasar preman, itu manusia, bukan hewan!kata temanku dengan mata nanar. Belum lagi kami harus berganti bus, karena bus yang akan kami naiki, pecah lampu depannya disenggol motor. Duh Gusti, inikah arti sabar ditengah perjuangan, Tolong lapangkan jalan, semoga ada kemudahan di depan sana, cemas kami sampai di ubun-ubun. Tapi terbayar sudah sgala rasa yang tak mengenakkan dengan untaian bijak saat kami bertemu ustad itu, kata-katanya yang sejuk melesat cepat ditengah waktu pertemuan yang bergulir singkat. Kucoba pelan-pelan mengingatnya, kira-kira Ustad itu bilang ke temenku seperti ini : Mbak itu harus bersyukur, ditengah jutaan orang seperti anda, anda terpilih lebih dini untuk mengerti. Begini mbak, Tuhan itu sudah membuatkan banyak jalan, seribu jalan untuk anda, ya, ada jalan sabar, jalan jujur, jalan taat, jalan menipu, jalan amarah, jalan putus asa, tinggal anda memilih menempuh jalan yang mana. Jika mbak memilih jalan untuk menjadi sabar di sanalah mbak akan dipertemukan dengan seseorang yang sabar, jika mbak memilih jalan yang penuh kekakuan hati maka nantinya mbak akan dilapangkan jalan oleh Tuhan dimana di jalan itu nantinya banyak orang-orang yang akan anda temui adalah orang –orang yang juga kaku dan nggak dewasa. Maksud kekakuan hati, yaitu mbak selalu berkeras hati jika memiliki keinginan dan susah menerima nasehat. Dulu ada seorang cewek yang memakai susuk datang kepada saya, kata ustad M, cewek itu heran, justru dia didekatkan dengan cowok2 yang tampan tapi suka menipu. Tanya Kenapa? ya karna itulah jalan yang telah dia pilih, menggunakan kecantikan untuk menipu. Intinya seseorang yang mencoba menempuh jalan baik, insyallah kebaikan juga di kesudahan. Selepas dari rumah ustad, kulihat wajah temanku, senyumnya lebih cantik dari biasanya, sebuah senyum yang penuh dengan optimisme, sebuah senyum yang hadir dari hati yang lembut. Ditengah perjalanan dalam becak yang berjalan pelan, yang tengah membawa kami pulang, dia berujar, jadi intinya, kita harus berniat dan belajar menjadi orang yang lebih baik lagi niih, entah kenapa aku bisa merasakan niatnya sungguh kuat siang itu walaupun dia memelukku dengan lembut. Untuk temanku, yang telah menjadi kakak terbaik dan teladan untuk adik-adiknya, yang penyayang terhadap bapak – ibu dan anak yatim, yang selalu tak pernah lepas shalat wajib dan sunnah, aku yakin akan datang Si dia yang baik, si dia yang penyayang, dan si dia yang taat, seperti jalan yang sedang kau tempuh saat ini

2 komentar:

  1. nah, ini dia mia..yang paling saya suka.. *akhirnya ter blog juga..* :D

    Keep Posting yo Mia..

    BalasHapus
  2. ya mudah2 an jalannya mas argo mudah untuk menjemput permatanya,hehe

    BalasHapus