Jumat, 28 Agustus 2009

MENEMBUS BATAS

pagi ini kuingat pakde dur, seminggu lalu kita bertemu, setelah pemakaman bude dur, tapi mengapa tak kulihat air mata pakde saat itu, bahkan pakde menemui aku dengan canda,canda dan canda.pakde yang menyuguhkan air putih dan kue sendiri dengan tangan msh penuh busa krn sedang mencuci dan rambut putih beruban tak tersisir. Gurat lelah msh terbaca tapi mgp pakde tak menghiraukannya, ke mana perginya air mata itu, bukankah belum sehari bude pergi?bukankah pakde masih bersama dik resa,lia,vita dan arum yg msh kecil2?bukankah 2 minggu merawat bude,pakde hanya tidur 4 jam perhari tanpa lepas tahajud dan yasin?dan tak kulihat air mata di wajah putra2 pakde?padahal kasih ibu tak bisa tergantikan.Dan kutanyakan tentang itu semua, dengan wajah teduhmu engkau bilang bhw rejeki,jodoh,hidup,mati Allah sudah atur dan kuncinya ikhlas.Pakde Dur, aku hny bs bilang kalau pakde telah berhasil menembus batas titik nadir kesadaran manusia akan eksistensinya di dunia. Lalu kapan ya pakde aku akan bisa berhasil sampai pada titik itu seperti dirimu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar